RUMAH POLA

 RUMAH POLA
Arsitek:Eko Wahyu
Mistar Arifin
Lokasi:Bojonegoro, Jawa Timur
Luas Lahan:715 m2
Luas Bangunan:450 m2
Fotografer:Muhammad Chottob, W. IAI

Rumah ini berdiri di atas lahan yang berdekatan dengan rumah-rumah lain milik sebuah keluarga besar. Seakan-akan area menjadi area khusus yang menjadi rumah berkumpul untuk keluarga besar, rumah ini berada pada salah satu sudut dan memiliki luas tapak yang cukup luas. Pemilik yaitu Bapak A. Wahid menginginkan sebuah rumah yang memiliki keterbukaan, baik dalam hal menyambut tamu yang datang, maupun suasana ruang-ruangnya. Hal ini diterjemahkan oleh arsitek Eko Wahyu dalam konsep ruang-ruang yang memiliki serambi masing-masing. Misalnya seperti ruang makan, ruang keluarga dan ruang tamu, serambi dan selasar yang mengitarinya menjadi perluasan dari ruang ruang tersebut, terutama apabila banyak tamu yang datang. Arsitek memiliki suatu pandangan desain yang berakar pada konsep bahwa bangunan di desain berdasarkan atap dan atak. Atap adalah awal dari sebuah kebutuhan berhuni, sedangkan atak merupakan kebutuhan kedua setelah atap. Arsitektur merupakan pemikiran atas atap dan atak tadi, dimana arsitektur merupakan sesuatu yang lebih dari atak dan atap. Hari ini disimbolkan oleh arsitek Eko Wahyu dalam diagram berikut.

Meskipun desain rumah ini secara keseluruhan tampil sebagai arsitektur modern, konsep ataknya berakar kuat pada tradisi atap rumah jawa, dimana terdapat konsep pendopo penerima tamu, lengkap dengan selasar dan serambinya. Konsep ini diperluas menjadi rumah secara keseluruhan yang merupakan penerima tamu, hal ini karena ruang-ruang seperti ruang keluarga, ruang makan maupun dapur, bisa diakses dengan mudah melalui selasar-selasar. Bahkan apabila tamu-tamu keluarga yang datang banyak putraputrinya, selasar dan serambi itu seakan menjadi perluasan area publik yang bisa diakses dari kompleks keluarga besar ini. Area rumah menjadi area bereksplorasi, terkadang terdapat sudutsudut yang menyerupai labirin petak umpet. Sebagian besar rumah ini tampil dengan dinding yang bersih diberi warna putih, abu-abu maupun hijau. Beberapa jenis batu alam juga memberi efek yang berbeda pada dinding tertentu. Dipadukan dengan warna hijau yang segar, berkomplemen dengan warna-warna netral termasuk warna kayu, menjadikan rumah terlihat segar. Perluasan selasar dan serambi dibarengi dengan penanaman pohon-pohon yang teduh di sekelilingnya. Masing-masing serambi memiliki atmosfer ketenangannya sendiri. Hal ini yang memang diharapkan oleh arsitek saat merancang.

by :

Studio:Atap Atak Studio
Email:atapatak33@gmail.com
Telepon:081 333 789 3833
Alamat:Jl. Teluk Cendrawasih No. 106, Malang

IAI Malang

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!