RUMAH TINGGAL DEPOK

 RUMAH TINGGAL DEPOK
Arsitek:Arta Adi Putra, IAI
Arthantya Dwi K.
Lokasi:Depok, Jawa Barat
Luas Lahan:448 m2
Luas Bangunan:200 m2
Fotografer:Bagus Tri Laksono

Indonesia terdiri dari beragam kebudayaan, yang di antaranya merupakan kebudayaan arsitektur. Baik secara sadar ataupun tidak sadar, preferensi terhadap arsitektur yang disukai sering melekat pada sebagian besar orang sehingga muncul sebagai referensi yang kuat untuk arsitektur yang paling diinginkannya. Hal ini mungkin yang terasa dan terlihat dalam konsep desain rumah ini. Arsitek lebih suka menyebutnya perpaduan arsitektur vernakular dan kontemporer. Dengan cara menyelami struktur dan dekorasinya, kita bisa menangkap di mana letak vernakular maupun kontemporernya.

Struktur yang digunakan merupakan kerangka pembentuk utama dari bangunan, yang boleh jadi lebih tepat disebut sebagai modern. Vernakularnya hadir juga dalam elemen tertentu, seperti penggunaan atap pelana yang sudah dikenal sejak dulu dalam perkembangan arsitektur vernacular terutama Jawa. Demikian juga dengan vernacular yang mencoba hadir sebagai elemen pelengkap seperti dinding bata ekpos ataupun penggunaan tegel model lama. Kontemporer yang terjadi pun bisa diprediksi merupakan perkawinan antara modern dan vernakular itu. Latar belakang klien yang berasal dari daerah Jawa Tengah memiliki pengaruh yang besar pada pengaturan zoning utama rumah ini. Hirarki ruangnya mengingatkan kita pada tatanan zoning publik ke privat rumah-rumah vernakular di Jawa khususnya Jawa Tengah. Secara sadar ataupun tidak adanya ruang tamu yang lebih mirip seperti pendopo meskipun hadir dengan konsep yang modern tanpa atap, merupakan representasi dari konsep pendopo yang sifatnya menyambut. Bahkan secara keseluruhan konsep denah lantai 1 merupakan suatu sambutan terhadap orangorang yang datang.

Arsitek menyebutnya sebagai kesatuan dalam kebersamaan. Eksplorasi terhadap kebutuhan klien yang utama berupa kebutuhan untuk berkumpul bersama keluarga besar, terjawab dengan cukup tegas dalam desain nya. Lantai 1 pada dasarnya merupakan pendopo dan perluasan dari sebuah pendopo. Adanya ruang tamu yang terpisah meskipun dengan kaca-kaca tetap merupakan suatu representasi dari sebuah pendopo. Dilanjutkan dengan sebuah ruang terbuka di bagian tengah, dapat digunakan sebagai area berkumpul bersama keluarga seperti acara arisan dan lain-lain. Apabila jumlah orang yang datang meluber maka bisa ditampung oleh ruang ruang di sekitarnya yaitu ruang keluarga dan perpustakaan. Lantai 2 lebih banyak digunakan sebagai area untuk beristirahat berupa kamarkamar tidur, baik kamar tidur utama maupun kamar kamar tidur anak. Demikian juga dengan kamar tidur asisten dan area service.

Barangkali hal-hal yang menciptakan kimia dari arsitektur rumah ini adalah kemampuan arsitek untuk menterjemahkan keinginan klien. Baik pemilik rumah ataupun arsiteknya sama-sama menyukai barang jadul. Hunting barang jadul adalah sebuah hobi yang melengkapi pernak-pernik dekorasi rumah. Pemanfaatan limbah seperti botol kecap bekas, merupakan suatu usaha untuk- memanfaatkan limbah rumah tangga. Kesamaan cita rasa antara pemilik rumah dan arsiteknya adalah hal yang patut dicermati. Kadang-kadang ada arsitek yang memiliki pandangan sangat kuat terhadap arsitektur sehingga melepaskan diri dari nilai-nilai konseptual yang dianut oleh pemilik rumah. Namun karya ini tidak demikian adanya.

by :

Studio:Rumah Arta Studio
JL.Semanggi Timur 15A Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur 65141
Instagram:artaadiputra
WhatsApp:081252179933
Email:artaadiputra@gmail.com
Website:http://rumah-arta.com/

Developer

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!