TEFI HOUSE

 TEFI HOUSE
Arsitek:Agung Hariadi
Lokasi:Golf View Araya Malang
Luas Lahan:900 m2
Luas Bangunan:640 m2
Fotografer:M. Chottob W. IAI

Rumah kedua atau ketiga biasanya punya nilai khusus yang lebih dari rumah pertama. Bila rumah pertama lebih menitikberatkan pada unsur fungsional yang menopang kehidupan penghuninya, rumah kedua bahkan ketiga kadangkala mengakomodasi suatu tingkat kenyamanan yang lebih. Tidak berbeda dari desain rumah ini, yang juga lebih menitikberatkan pada unsur kenyamanan dan rekreatif. Rumah ini sengaja didesain sebagai rumah taman dengan banyak ruang hijau.

Terdiri dari tiga lantai, dengan kesan didalam rumah yang seperti dua lantai, rumah ini mengetengahkan suatu pendekatan perancangan yang berbeda dari kebanyakan. Hal ini didasari fakta bahwa rumah dibangun diatas lahan yang cukup luas, yang lebih menitikberatkan pada keberadaan taman-taman yang hendak dimasukkan sebagai elemen arsitekturalnya. Bangunan utama yang diletakkan justru pada lantai 2, merupakan jawaban atas keinginan mengapresiasi taman agar lebih dapat dinikmati maksimal. Hal ini karena lantai dasar diisi oleh ruang-ruang yang sifatnya servis.

Luas lahan area masjid yang cukup terbatas menjadi alasan utama dipilihnya bangunan dengan

Ditilik dari konteksnya yang berada didalam cluster perumahan dengan suasana alam yang memang ditonjolkan, desain rumah hadir sebagai jawaban atas potensi lahan yang positif. Dalam hal ini, pengaturan ruang secara horisontal dihadirkan melalui penataan ruang-ruang dengan modelbangunan yang cenderung tipis, untuk lebih banyak memasukkan unsur luar bangunan, yaitu pemandangan asri, kedalam bangunan. Bangunan yang tipis juga ternyata membawa konsekuensi tersendiri pada cara menata ruangruangnya. Berada di kota yang cukup nyaman secara termal Malang, ternyata memudahkan untuk membuka banyak bukaan jendela ke segala arah. Dari dalam banyak jendela ini membingkai alam sekitarnya, sedangkan dari luar, merupakan elemen arsitektural yang dikombinasikan dengan elemen lainnya.

Keinginan owner untuk memiliki rumah dengan taman yang luas dijawab melalui desain yang lebih berorientasi ke luar ruangan dibandingkan ke dalam. Meskipun dalam juga penting, namun keberadaan pemandangan luar menjadi satu dengan elemen arsitekturalnya. Demi menjawab keinginan tersebut, arsitek merancang rumah yang memiliki lebih banyak pandangan keluar, dengan cara meninggikan area taman dan rumah lebih dari area service.

Penataan denahnya jelas menggambarkan keinginan untuk menciptakan ruang-ruang dengan aliran yang nyaman. Saat selesai dengan satu ruang, melangkah ke ruang lain melalui koridor yang merupakan konektor-konektor ruang ruang.

Konektor ini selain membagi alur sirkulasi secara horizontal, juga menjadi tempat untuk sirkulasi vertikal, yaitu tangga. Pendeknya, konektor ini berfungsi penting sebagai penghubung. Lebih ke bagian ‘ujung’ dari ruang-ruang, akan lebih terpusat pada satu jenis ruangan dengan fungsi tertentu pula. Selain menggabungkan antara luar dan dalam melalui sekat yang transparan berupa dindingdinding atau jendela kaca besar, desain juga menggabungkan banyak unsur dari berbagai gaya arsitektur. Terlebih saat owner memiliki banyak koleksi benda atau furniture yang berasal dari berbagai kebudayaan. Meja, kursi dan lemari dengan gaya klasik, atau natural, tiba-tiba bisa bersanding manis dengan furniture yang terkesan ringan seperti furniture gaya skandinavia. Jenis arsitekturnya lebih merupakan sebuah ‘bingkai’ yang dapat diisi lagi dengan khasanah kebudayaan yang berbeda-beda. Arsitektur yang eklektik menjadi istilah yang cukup tepat. Namun aplikasinya tentu dengan memperhatikan prinsip utama desain arsitektur rumah tropis; yaitu bahwa bentuk utamanya musti berhadapan dengan iklim tropis yang panas dan basah, dengan cukup adaptif. Area servis yang tidak terlihat tersebut berada di Lantai 1 dan merupakan permintaan khusus dari owner. Dengan cara ini maka rumah dan taman lebih dapat dinikmati secara penuh dan tidak berhubungan langsung dengan aktivitas servis. Pengaturan ruang yang memperhatikan dengan baik keseimbangan luar dan dalam, disamping itu tidak kehilangan momen dalam penataan ruangnya memang bukan hal baru bagi arsiteknya. Pandangannya tentang konsep desain merupakan bagian dari pemikiran yang terinspirasi konsep arsitektur organik. Bagian-bagian rumah adalah seperti bagian tubuh yang masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Karena itu ruang-ruang hadir dengan satu fungsi tertentu saja, yang terpisah dan cenderung dizoningkan dengan matang.

Pemisahan fungsi-fungsi ruang ini bukan tanpa alasan. Lebih mudah untuk menggunakan sebuah ruangan yang benar-benar dikondisikan untuk suatu tujuan, daripada banyak tujuan. Misalnya adalah; ruang keluarga hanya untuk aktivitas bersama keluarga. Ruang makan hanya dipakai saat makan. Meskipun kedengarannya sudah kuno, tapi prinsip ini bekerja dengan sangat baik untuk memaksimalkan fungsi sebuah ruangan. Tentunya dengan tidak membandingkannya dengan konsep lain seperti open space, yang memiliki value-nya sendiri.

by :

Studio:Agung Hariadi Arsitek
Riverside Blok E 389 Malang
Instagram:ah__arsitek
No. Telpon:0817382822

IAI Malang

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!