VILLA KAYU

 VILLA KAYU
Arsitek:Farid Yudha Umbara, IAI
Shindu Paringka
Lokasi:Braban, Tabanan Bali
Luas Lahan:1000 m2
Luas Bangunan:450 m2
Fotografer:Villa Kayu

Material kayu, terutama yang berkualitas, saat ini makin berkurang dan harganya menjadi semakin mahal. Ditengah kondisi ini, penggunaan kayu untuk bangunan akan sangat baik bila dibarengi dengan konsep yang mengangkat nilai kayu tersebut. vila ini banyak dibangun dengan unsur kayu, karenanya ia disebut sebagai vila kayu. Penggunaan kayu yang ekstensif ini juga dibarengi dengan penggunaan material lain yang juga dibiarkan bertekstur aslinya. Untuk mempertahankan tekstur, kayu lebih banyak di finishing dengan coating untuk mempertahankan teksturnya.

Elemen material lainnya juga dieksplorasi oleh arsitek, mulai dari lantai teraso hingga batu alam untuk dinding. Bila diperhatikan, jenis arsitektur ini membawa banyak elemen material yang terkesan alami sebagai pelengkap untuk strukturalnya yang modern. Memang dalam hal ini arsitek dan pemilik banyak bereksplorasi pada arsitektur modern tropis yang banyak menggunakan material kayu dan kaca. Elemen lain seperti batu alam dan dinding putih digunakan di semua bagian. Hal ini tidak lepas dari penataan elemen landscape yang juga menunjang suasana arsitektur tropis ini. Dari luar hingga dalam, kita bisa mendapatkan elemen kayu dalam setiap bagian bangunan. Hal ini menjadikan rumah terasa sejuk secara visual. Secara biofisika juga cukup nyaman untuk tubuh manusia yang menghuninya, karena tidak lepas dari pemikiran arsiteknya untuk memadukan secara seimbang antara luar dan dalam, arsitektur dan lingkungan alamnya.

Vila ini sebenarnya terbagi dua bagian yang sebenarnya tipikal, namun punya perbedaan pada beberapa bagiannya terutama pada penataan interior maupun detail arsitekturalnya. Hal ini karena pada waktu-waktu tertentu vila ini juga disewakan, sehingga nuansa kedua vila yang berbeda bisa membantu agar pengalaman ruang dalam masing-masing vila berbeda. Arsitek tidak mengeksplorasi secara penuh arsitektur tradisional – sebagaimana diakuinya – namun mengambil satu bentukan arsitektur tradisional yaitu atap miring, yang juga dikenal sebagai atap pelana dan atap panggang pe. Material kayu tampaknya menjadi suatu penyambung yang penting dalam mewujudkan arsitektur yang mengandung beberapa konsep vernakular.

by :

Studio:CV Graha Citra Selaras
Email:grahacitraselarasarsitek@gmail.com
Telepon:081 337 549 469
Alamat:Jl. Jawa No. 27 Ds. Karangasri Ngawi Jawa Timur

IAI Malang

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!