TAZKIA IIBS KAMPUS 1
Arsitek | : | Livie Sukma T., IAI |
Lokasi | : | Malang, Jawa Timur |
Luas Lahan | : | 12.000 m2 |
Luas Bangunan | : | 7.278 m2 |
Fotografer | : | Jumhur Rizki A Ferdian Andriyanto |
Tazkia IIBS (International Islamic Boarding School) Kampus 1, merupakan bangunan yang memberikan fasilitas kelas dan asrama untuk santri putri, mulai dari SMP sampai SMA. Dengan kewajiban asrama masa pendidikan, maka fasilitas Tazkia tidak hanya kegiatan belajar, tapi juga kebutuhan sehari-hari selama 24 jam. Pembagian zona fungsi menjadi zona publik yang terdiri dari kantor, kelas dan masjid, terletak pada entrance utama sebelah utara dan barat. Fasilitas masjid yang dapat diakses oleh masyarakat umum di waktu tertentu, mempunyai akses tersendiri agar tidak mengganggu privasi di dalam area lahan. Zona semi publik terdiri dari food center dan hall, berada di tengah lahan yang dapat diakses dengan mudah dari semua sisi. Zona privat terdiri dari asrama dan guest house, terletak di bagian selatan didalam lahan. Terdapat beberapa kelas outdoor di gazebo ruang terbuka, sebagai program belajar yang menyenangkan bagi para santri. Konsep sustainable diterapkan dari efisiensi penggunaan energi, memanfaatkan letaknya yang berada di dataran tinggi dengan memaksimalkan bukaan dan ventilasi, sehingga sama sekali tidak memerlukan pengkondisian udara di setiap ruangannya. Efisiensi dari penggunaan lahan, memanfaatkan lahan dengan efisien, mengoptimalkan tata masa yang menghadap utara selatan, serta memaksimalkan ruang terbuka hijau baik di atas tanah maupun rooftop. Efisiensi penggunaan material dengan pelaksanaan pembangunan yang bertahap memungkinkan penggunaan material sisa untuk bangunan selanjutnya. Dari keseluruhan gedung yang ada, Gedung food center adalah satu-satunya gedung yang mempunyai arah hadap ke Timur, karenanya konsep sun shading menjadi perhatian utama. Terlebih karena bagian lantai dasar, adalah ruang makan terbuka yang menghadap langsung ke matahari saat senja. Sedangkan pada lantai 2 dan 3 adalah ruang kelas yang membutuhkan bukaan dan ventilasi yang cukup. Lantai rooftop dimanfaatkan sebagai ruang duduk terbuka dengan fungsi yang berbeda antara lantai dasar dan lantai atasnya. Maka akses dibuka secara maksimal, termasuk area tangga. Konsep tangga dibuat terbuka dengan dinding kaca, untuk memaksimalkan pencahayaan dan potensi view, namun tetap terlindung dari angin yang cukup kencang di dataran tinggi ini.
Elemen arsitektural yang mencerminkan kekayaan kebudayaan Islam, memang sangat beragam bentuknya. Baik dari segi elemen arsitektur yang struktural, misalnya kubah dan pilar, maupun elemen arsitektural yang sifatnya dekoratif seperti penggunaan arabesque sebagai dekorasi. Hal ini merupakan hal yang sah-sah saja untuk mencerminkan identitas arsitektural tersebut. Elemen-elemen arsitektural yang Islami, seringkali juga mencerminkan pandangan hidup para pemeluknya. Arabesque merupakan ornamentasi yang sangat lazim dalam dunia Islam. Demikian juga dengan elemen kubah, juga merupakan sesuatu yang sangat lazim. Namun suatu kelaziman juga tidak harus selalu diterapkan dalam merancang bangunan untuk muslim, untuk mencapai desain yang dapat diterima sebagai ‘mencerminkan kebudayaan muslim’. Dalam desain bangunan pondok pesantren modern ini, elemen kubah sengaja dihilangkan. Justru karena pandangan dari pengelola yayasan yang menganggap bahwa elemen arsitektural yang lain bisa mewakili suatu kebudayaan muslim. Hal ini yang ditangkap oleh arsitek dan diterapkan dalam konsep desainnya. Struktur bangunan yang modern, kemudian diperhalus dengan unsur dekoratif, berupa permainan geometris arabesque yang juga punya fungsi sebagai kisi-kisi untuk menahan panas matahari. Disamping itu adanya elemen geometris itu juga menjadi sebuah pelingkup tambahan bangunan. Kita mengenal hijab sebagai salah satu pelindung kehormatan bagi seorang wanita dalam Islam, bahkan juga sebuah identitas. Hal ini karena bangunan ini merupakan tempat pendidikan sekaligus asrama bagi para santri putri secara khusus. Arsitektur yang mengakomodasi kebutuhan muslimah, juga memiliki batasan-batasan tertentu. Arsitek mengusahakan untuk lebih menutup bagian-bagian yang sifatnya publik, seperti akses tangga maupun koridor, dengan suatu elemen penutup visual.
by :
Studio | : | AAA STUDIO DESIGN Jl. Simpang Kyai Haji Yusuf Kav. Waing no 36, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65143 |
: | https://www.facebook.com/aaastudiodesign/ | |
: | https://www.instagram.com/aaa.studio.architect/ | |
YouTube | : | https://www.youtube.com/c/aaastudioarchitect |
: | 08113600919 | |
: | aaastudiodesign@gmail.com | |
Website | : | https://www.aaa-studio.co/ |