UMAH NAKO
Arsitek | : | Teguh Laksono Bramastia Hartanto |
Lokasi | : | Jl. Karangsari, Denpasar, Bali |
Luas Lahan | : | 125 m² |
Luas Bangunan | : | 110 m² |
Fotografer | : | Teguh Laksono Muhammad Chottob W, IAI |
Desain yang sempurna memang belum pernah ada yang mencapainya, namun mendekati kesempurnaan adalah impian setiap arsitek, terutama saat merancang rumahnya sendiri. Rumah ini kebetulan menghadap ke arah barat dengan arah memanjang. Lahannya sendiri punya potensi site, misalnya banyaknya pohon rindang yang berada di sekitar lahan, mengingat lingkungan rumah ini berada di pinggiran kota dengan banyak hutan kecil.
Arsitek Teguh Laksono berpikir bahwa rumah ini harus memiliki dampak minimal terhadap lingkungan sekitarnya, dengan bahasa arsitektural yang sesuai. Kondisi lahan berada di pojokan atau sudut dengan luas hanya 125 m². Potensi pemandangan yang terbaik adalah kearah utara dan timur.
Mengingat luasan lahan yang terbatas, maka pilihan konsep desain untuk rumah ini adalah minimalis dengan konsep terbuka dan ringan. Konsep terbuka ini juga berhasil meminimalkan penggunaan AC. Faktanya adalah rumah ini tidak menggunakan AC, karena beberapa faktor diantaranya;
• Banyaknya bukaan bukaan jendela, yang didominasi oleh kaca nako maupun jendela dan pintu yang bisa dibuka lebar
• Interior rumah ini tidak memiliki banyak sekat sehingga aliran udara bisa lebih bebas
• Kondisi lahan di sekitarnya yang berlembah dan masih banyak pohon
• Terdapat sungai di dalam jarak yang cukup dekat
Konsep yang terbuka ini memberikan makna Interaksi yang cukup kuat terhadap potensi alam sekitar. Selain konsep denah rumah, desain rumah juga ditunjang oleh pemilihan material yang berkesan natural dan sederhana, misalnya lantai beton poles, kayu ulin bekas, dinding bangunan yang hanya diplester tanpa diaci, penggunaan botol bekas dan sebagainya. Meskipun berbagai material tersebut biayanya relatif tidak mahal, mampu memberikan detail dan pengalaman ruang yang unik. Pada sisi utara dan timur fasad bangunan di desain sangat terbuka, dan pengudaraan alami. Hal ini disebut Teguh sebagai konsep rumah bernafas.hampir seluruh fasad didominasi penggunaan kaca nako. Ini bertujuan selain untuk memudahkan maintenance membersihkan kaca dari dalam, juga sebagai cara untuk memaksimalkan pandangan ke arah luar, sekaligus pencahayaan
Walaupun kita hidup di daerah tropis, banyak arsitek lupa akan potensi pencahayaan yang sifatnya vertikal dari sinar matahari, yang bisa diolah menjadi permainan cahaya pada interiornya. Tidak demikian dalam desain ini, pada bagian atap tangga terdapat Skylight dengan permainan grill menggunakan material bekas rangka plafon. Desain ini bertujuan menangkap bayangan pada dinding masif sebelah tangga. Bayangan yang dihasilkan selalu unik, berubah seiring waktu dari pagi hingga sore. Ini juga salah satu potensi alam yang juga memperkayadetail dan pengalaman ruangnya.
by :
Studio | : | FA Studio |
Alamat | : | Jl. Karang Sari No. 29. Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat, Bali – 80117 |
Telepon | : | 081916476206 |
: | tguhlaksono@gmail.com | |
: | @tguhlaksono |
Sumber : Buku 25 Karya Arsitek IAI Malang, Penulis : Probo Hindarto